Buku ini ditulis oleh putra asli Pegunungan Bintang yang kini berkerja sebagai dosen di Universitas Kristen Satya Wacana, bersama seorang tokoh intelektual dari Suku Lepki. Karya ini hadir sebagai respons terhadap keprihatinan mendalam penulis mengenai ancaman kepunahan bahasa daerah dan degradasi budaya yang dihadapi oleh suku-suku kecil di Tanah Papua, khususnya Suku Lepki.
Suku Lepki merupakan salah satu komunitas yang sangat terancam keberlangsungannya, karena populasi penduduk setempat diperkirakan di bawah 500 orang. Dalam kondisi seperti ini, bahasa dan budaya yang telah diwariskan turun-temurun berisiko hilang jika tidak ada upaya nyata untuk melestarikannya. Buku ini berfungsi sebagai wadah untuk mendokumentasikan pengetahuan dan nilai-nilai budaya Suku Lepki, sehingga dapat diperkenalkan dan dipertahankan oleh generasi mendatang.
Buku ini dirancang untuk mendukung upaya pelestarian budaya lokal yang tengah digalakkan oleh masyarakat adat dan pemerintah daerah di Kabupaten Pegunungan Bintang. Dengan menyajikan informasi yang komprehensif tentang bahasa, tradisi dan kehidupan sehari-hari Suku Lepki, diharapkan buku ini dapat digunakan sebagai referensi penting dalam kajian antropologis. Selain itu, buku ini juga berfungsi sebagai acuan untuk merumuskan kebijakan pembangunan yang lebih sensitif terhadap nilai-nilai budaya lokal.
Dengan kehadiran buku ini, penulis berharap dapat menggugah kesadaran masyarakat dan pemangku kebijakan mengenai pentingnya melestarikan bahasa dan budaya Suku Lepki. Hal ini bukan hanya tentang menjaga warisan budaya, tetapi juga tentang mempertahankan identitas dan keberadaan komunitas yang kaya akan nilai-nilai luhur. Buku ini menjadi langkah awal dalam upaya menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya pelestarian budaya di Tanah Papua.